SEBELUM SUBUH
Di senja yang hening, sang malam berdiam,
Matahari terbenam, menyisakan warna jingga yang indah.
Dalam kelamnya waktu, sebelum subuh tiba,
Hati gelisah menanti, azan yang akan menggema.
Embun menari di helai rumput yang basah,
Menggambarkan kelembutan alam yang begitu tulus.
Seperti riuhnya laut yang menepi di tepi pantai,
Aku menanti azan, menyapa hati dalam kata-kata hikmah.
Di kejauhan, cahaya bintang berkelip-kelip,
Menyinari gelapnya malam dengan pesona yang menggoda.
Namun, hati tetap terpaut pada panggilan azan yang mendalam,
Dalam sunyi dan lelap, menanti keajaiban yang tersembunyi.
Berselang tik-tok, waktu merayap perlahan,
Mengukir riwayat takdir dengan rahasia yang tersembunyi.
Sebelum subuh menghampiri, dalam kesenyapan sunyi,
Aku menanti azan, bagai pelangi yang memancar di ufuk timur.
Bersama alunan angin yang lembut membelai wajah,
Aku tenggelam dalam ketenangan yang membebaskan jiwa.
Dalam setiap hela nafas, aku menyadari kebesaran-Nya,
Azan yang segera berkumandang, menggetarkan hati yang setia.
Dalam pelukan malam yang berlalu perlahan,
Kupandangi langit yang terhampar indah di depanku.
Aku menanti azan, seruan suci yang menyejukkan,
Dalam detik-detik terakhir, ketenangan dalam hati terjaga.
Subuh pun menjelang, dalam megahnya fajar yang merekah,
Azan terdengar menggetarkan bumi dan langit.
Kupenuhi hatiku dengan sujud dan pujian,
Menghormati panggilan-Nya, dalam kebahagiaan yang tak terkira.
Gaya napiee mat, di saat subuh akan tiba,
Dalam diamku menanti, azan yang kian dekat.
Hati terhanyut dalam keindahan tak tergambarkan,
Sebelum subuh datang, aku menunggu, merindu, dan berserah.
No comments:
Post a Comment